nasdemnunukan.blogspot.com - PEMILIHAN Umum 2014 masih sembilan bulan lagi. Namun, seperti yang sebelumnya dikhawatirkan publik, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II semakin tidak fokus.
Beberapa menteri terlihat lebih sibuk dengan persiapan pemilu daripada pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka di kabinet. Alih-alih bekerja mengatasi persoalan yang kian memberatkan masyarakat, para menteri yang sudah berniat maju baik sebagai kandidat presiden ataupun calon anggota legislatif terlihat lebih sibuk mematut-matut diri di depan publik.
Tugas utama mereka sebagai menteri di kabinet pun terbengkalai. Mereka sibuk mematut-matut diri, tetapi melupakan persoalan negeri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun dibuat berang dengan kinerja para menterinya yang tidak fokus itu. Dalam rapat kabinet terbatas yang diselenggarakan di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, pekan lalu, Presiden bahkan menegur beberapa menteri di bidang perekonomian, terutama Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Pertanian Suswono, terkait dengan melonjaknya harga daging sapi dan harga-harga kebutuhan lain seperti cabai dan beras.
Presiden Yudhoyono juga menegur Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin yang dinilai tidak segera memberikan official statement terkait dengan kerusuhan di LP Tanjung Gusta, Medan.
Dari luar kabinet, kritik keras atas perilaku minus para menteri juga mengalir. Wakil Ketua DPR Pramono Anung, misalnya, mengatakan para pembantu presiden seharusnya fokus menjalankan tugas utama sebagai menteri.
"Banyak di dalam kabinet saat ini terlalu sibuk bersiap-siap diri, mempercantik diri, mengganteng-gantengkan dirinya, untuk persiapan 2014," cetus Pramono, Selasa (16/7). Pramono bahkan menyebut langsung Gita Wirjawan yang terlihat sibuk dengan pencitraan ketimbang menyelesaikan masalah impor daging.
Menjadi caleg atau capres ialah hak setiap warga negara, termasuk para menteri kabinet. Tidak ada larangan bagi mereka untuk mengajukan diri atau mencalonkan diri. Namun, harus dicamkan betul bahwa hendaknya kepentingan mereka untuk mencalonkan diri itu tidak melupakan tugas utama sebagai pembantu presiden.
Dari hari ke hari persoalan yang dihadapi bangsa ini terus bertambah dan semakin menumpuk. Alih-alih menemukan solusi, negeri ini terus berpindah dari persoalan yang satu ke persoalan lain yang jauh lebih rumit dan lebih menyita energi.
Dengan seribu satu persoalan bangsa yang masih terbengkalai itu, sungguh tidak sensitif bila para menteri KIB II lebih memilih mengurus pencitraan diri daripada bekerja untuk rakyat.
Semestinya, menteri-menteri yang sudah tidak sanggup mengerjakan tugas mengurus kepentingan rakyat mengundurkan diri. Presiden Yudhoyono sudah selayaknya menegur lebih keras, bahkan me-reshuffle mereka.
Beberapa menteri terlihat lebih sibuk dengan persiapan pemilu daripada pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka di kabinet. Alih-alih bekerja mengatasi persoalan yang kian memberatkan masyarakat, para menteri yang sudah berniat maju baik sebagai kandidat presiden ataupun calon anggota legislatif terlihat lebih sibuk mematut-matut diri di depan publik.
Tugas utama mereka sebagai menteri di kabinet pun terbengkalai. Mereka sibuk mematut-matut diri, tetapi melupakan persoalan negeri.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun dibuat berang dengan kinerja para menterinya yang tidak fokus itu. Dalam rapat kabinet terbatas yang diselenggarakan di Base Ops Halim Perdanakusuma, Jakarta, pekan lalu, Presiden bahkan menegur beberapa menteri di bidang perekonomian, terutama Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Menteri Pertanian Suswono, terkait dengan melonjaknya harga daging sapi dan harga-harga kebutuhan lain seperti cabai dan beras.
Presiden Yudhoyono juga menegur Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin yang dinilai tidak segera memberikan official statement terkait dengan kerusuhan di LP Tanjung Gusta, Medan.
Dari luar kabinet, kritik keras atas perilaku minus para menteri juga mengalir. Wakil Ketua DPR Pramono Anung, misalnya, mengatakan para pembantu presiden seharusnya fokus menjalankan tugas utama sebagai menteri.
"Banyak di dalam kabinet saat ini terlalu sibuk bersiap-siap diri, mempercantik diri, mengganteng-gantengkan dirinya, untuk persiapan 2014," cetus Pramono, Selasa (16/7). Pramono bahkan menyebut langsung Gita Wirjawan yang terlihat sibuk dengan pencitraan ketimbang menyelesaikan masalah impor daging.
Menjadi caleg atau capres ialah hak setiap warga negara, termasuk para menteri kabinet. Tidak ada larangan bagi mereka untuk mengajukan diri atau mencalonkan diri. Namun, harus dicamkan betul bahwa hendaknya kepentingan mereka untuk mencalonkan diri itu tidak melupakan tugas utama sebagai pembantu presiden.
Dari hari ke hari persoalan yang dihadapi bangsa ini terus bertambah dan semakin menumpuk. Alih-alih menemukan solusi, negeri ini terus berpindah dari persoalan yang satu ke persoalan lain yang jauh lebih rumit dan lebih menyita energi.
Dengan seribu satu persoalan bangsa yang masih terbengkalai itu, sungguh tidak sensitif bila para menteri KIB II lebih memilih mengurus pencitraan diri daripada bekerja untuk rakyat.
Semestinya, menteri-menteri yang sudah tidak sanggup mengerjakan tugas mengurus kepentingan rakyat mengundurkan diri. Presiden Yudhoyono sudah selayaknya menegur lebih keras, bahkan me-reshuffle mereka.
Sumber: metritvnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar