nasdemnunukan.blogspot.com - Partai Nasional Demokrat (Nasdem) membantah perihal penilaian sebagian
kalangan yang menganggap Surya Paloh selalu berlindung di media
miliknya. Selama ini Ketua Umum NasDem itu dinilai memanfaatkan medianya
untuk berkampanye.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) bidang hubungan luar negeri NasDem, Enggartiasto Lukita mengatakan, jarangnya pemberitaan mengenai Ketum Nasdem lebih disebabkan kurangnya media yang mensosialisasikan.
"Sebenarnya bukan hanya MI dan Metro yang mau beritain. Tetapi media lain yang memang jarang memberitakan," kata Lukita di Restoran Pinang Bistro, Jl Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (8/1).
Lukita mengatakan, dalam pemberitaan seorang tokoh masih jadi daya tarik dalam sebuah berita. Lantas dia menceritakan pernah dalam suatu acara di mana saat Ketum NasDem bersama dengan Ketum PDIP bertemu banyak pemberitaan mengenai hal ini.
"Dulu saat Pak Surya Paloh dengan Bu Mega banyak meliput. Bukan hanya MI dan Metro," ujarnya.
Di tempat tersebut NasDem bertemu dengan para petinggi media. Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) NasDem DKI Jakarta, Ade Hariadi Anwar mengklaim bahwa acara ini merupakan bentuk sosialisasi antara awak media dan pelaku politik yang selama ini terjadi celah yang mesti diperbaiki.
"Kehangatan seperti ini perlu dijalin agar tidak terjadi kesenjangan antara partai politik dan awak media," kata Ade.
Ade menuturkan, menjelang hajatan pemilu nanti terkadang ada pemberitaan mengenai parpol yang terkadang kurang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu, melalui pertemuan ini juga diharapkan informasi selama ini yang salah dapat diperjelas kembali.
"Melalui pertemuan ini juga kami meminta masukan mengenai apa yang semestinya di lakukan oleh parpol menjelang pemilu. Tentunya hal ini untuk kebaikan rakyat nantinya," pungkasnya.
Sebelumnya menjelang Pemilu yang jatuh pada April nanti, beberapa kalangan mengeluhkan tayangan yang berseliweran baik di televisi maupun koran yang lebih banyak menampilkan si empunya media.
Selain Surya Paloh yang dianggap sering tampil dalam medianya sendiri. Bos MNC Grup, Hari Tanoesoedibjo juga sering tampil di pemberitaan miliknya sendiri.
Tidak hanya itu, Aburizal Bakrie juga dinilai sering melakukan politik media terkait status anaknya sebagai salah satu pemilik stasiun televisi.
Bahkan Menteri BUMN Dahlan Iskan sering pula dikaitkan perihal masalah ini, mengingat statusnya sebagai salah satu bos media. (merdeka.com 080114)
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) bidang hubungan luar negeri NasDem, Enggartiasto Lukita mengatakan, jarangnya pemberitaan mengenai Ketum Nasdem lebih disebabkan kurangnya media yang mensosialisasikan.
"Sebenarnya bukan hanya MI dan Metro yang mau beritain. Tetapi media lain yang memang jarang memberitakan," kata Lukita di Restoran Pinang Bistro, Jl Kebun Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (8/1).
Lukita mengatakan, dalam pemberitaan seorang tokoh masih jadi daya tarik dalam sebuah berita. Lantas dia menceritakan pernah dalam suatu acara di mana saat Ketum NasDem bersama dengan Ketum PDIP bertemu banyak pemberitaan mengenai hal ini.
"Dulu saat Pak Surya Paloh dengan Bu Mega banyak meliput. Bukan hanya MI dan Metro," ujarnya.
Di tempat tersebut NasDem bertemu dengan para petinggi media. Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) NasDem DKI Jakarta, Ade Hariadi Anwar mengklaim bahwa acara ini merupakan bentuk sosialisasi antara awak media dan pelaku politik yang selama ini terjadi celah yang mesti diperbaiki.
"Kehangatan seperti ini perlu dijalin agar tidak terjadi kesenjangan antara partai politik dan awak media," kata Ade.
Ade menuturkan, menjelang hajatan pemilu nanti terkadang ada pemberitaan mengenai parpol yang terkadang kurang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu, melalui pertemuan ini juga diharapkan informasi selama ini yang salah dapat diperjelas kembali.
"Melalui pertemuan ini juga kami meminta masukan mengenai apa yang semestinya di lakukan oleh parpol menjelang pemilu. Tentunya hal ini untuk kebaikan rakyat nantinya," pungkasnya.
Sebelumnya menjelang Pemilu yang jatuh pada April nanti, beberapa kalangan mengeluhkan tayangan yang berseliweran baik di televisi maupun koran yang lebih banyak menampilkan si empunya media.
Selain Surya Paloh yang dianggap sering tampil dalam medianya sendiri. Bos MNC Grup, Hari Tanoesoedibjo juga sering tampil di pemberitaan miliknya sendiri.
Tidak hanya itu, Aburizal Bakrie juga dinilai sering melakukan politik media terkait status anaknya sebagai salah satu pemilik stasiun televisi.
Bahkan Menteri BUMN Dahlan Iskan sering pula dikaitkan perihal masalah ini, mengingat statusnya sebagai salah satu bos media. (merdeka.com 080114)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar