nasdemnunukan.blogspot.com - Hasil survei dan riset Pol-Tracking Institute menunjukkan media sangat
berpengaruh terhadap pilihan politik publik. Pemberitaan partai politik
di media juga dapat berkorelasi dengan elektabilitas.
Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Patrice Rio Capella mengatakan, pemberitaan dengan tone negatif bisa jadi persoalan bagi partai. Namun, ia menilai, pemberitaan negatif juga bisa menjadi ujian untuk melihat kekuatan partai. "Tidak akan kuat tanpa dilanda prahara," kata dia, dalam jumpa pers Pol-Tracking Institute di Jakarta, Selasa (14/1).
Patrice mengatakan, PDI-Perjuangan (PDI-P) menjadi contoh partai yang sudah berkali-kali mendapat hantaman. Namun, menurut dia, PDI-P terbukti bisa bertahan karena memiliki fondasi yang kuat. Ia mengatakan, adanya pemberitaan dengan tone negatif ini bisa menjadi pembelajaran bagi setiap partai, termasuk Nasdem. "Sepanjang negatif itu bisa dibuah kemudian menjadi kekuatan," ujar dia.
Menurut Patrice, media memang sangat berpengaruh terhadap partai. Ia mengingat bagaimana proses ketika Nasdem mulai terbentuk dan ingin menjadi peserta Pemilihan Umum (Pemilu). Dengan memanfaatkan media, partai yang dipimpin Surya Paloh itu bisa meyakinkan para pendukungnya. "Ada keyakinan pengurus di bawah partai lolos peserta Pemilu," kata dia.
Dari hasil riset dan survei Pol-Tracking Institute, Partai Nasdem menempati posisi tertinggi yang mendapat pemberitaan dengan tone positif. Nasdem mendapat persentase 34,54 persen. Disusul kemudian Partai Hanura (31,9 persen), PDI-Perjuangan (26,26) dan Partai Gerindra (26,19). Nasdem hanya menempati posisi ketujuh diantara 12 partai peserta Pemilu terkait pemberitaan dengan tone negatif.
Sepanjang 2013, pemberitaan mengenai kebijakan politik (33,2 persen) dan pencapresan (13,9 persen) menjadi sorotan utama terkait Nasdem. Pemberitaan dengan tone negatif terkait Nasdem adalah ketika adanya pengurus partai yang menyatakan mundur. Kemudian ada juga mengenai konflik internal dengan keluarnya Harry Tanoe dari Nasdem. (epublika.co.id 140114)
Sekretaris Jenderal Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Patrice Rio Capella mengatakan, pemberitaan dengan tone negatif bisa jadi persoalan bagi partai. Namun, ia menilai, pemberitaan negatif juga bisa menjadi ujian untuk melihat kekuatan partai. "Tidak akan kuat tanpa dilanda prahara," kata dia, dalam jumpa pers Pol-Tracking Institute di Jakarta, Selasa (14/1).
Patrice mengatakan, PDI-Perjuangan (PDI-P) menjadi contoh partai yang sudah berkali-kali mendapat hantaman. Namun, menurut dia, PDI-P terbukti bisa bertahan karena memiliki fondasi yang kuat. Ia mengatakan, adanya pemberitaan dengan tone negatif ini bisa menjadi pembelajaran bagi setiap partai, termasuk Nasdem. "Sepanjang negatif itu bisa dibuah kemudian menjadi kekuatan," ujar dia.
Menurut Patrice, media memang sangat berpengaruh terhadap partai. Ia mengingat bagaimana proses ketika Nasdem mulai terbentuk dan ingin menjadi peserta Pemilihan Umum (Pemilu). Dengan memanfaatkan media, partai yang dipimpin Surya Paloh itu bisa meyakinkan para pendukungnya. "Ada keyakinan pengurus di bawah partai lolos peserta Pemilu," kata dia.
Dari hasil riset dan survei Pol-Tracking Institute, Partai Nasdem menempati posisi tertinggi yang mendapat pemberitaan dengan tone positif. Nasdem mendapat persentase 34,54 persen. Disusul kemudian Partai Hanura (31,9 persen), PDI-Perjuangan (26,26) dan Partai Gerindra (26,19). Nasdem hanya menempati posisi ketujuh diantara 12 partai peserta Pemilu terkait pemberitaan dengan tone negatif.
Sepanjang 2013, pemberitaan mengenai kebijakan politik (33,2 persen) dan pencapresan (13,9 persen) menjadi sorotan utama terkait Nasdem. Pemberitaan dengan tone negatif terkait Nasdem adalah ketika adanya pengurus partai yang menyatakan mundur. Kemudian ada juga mengenai konflik internal dengan keluarnya Harry Tanoe dari Nasdem. (epublika.co.id 140114)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar