nasdemnunukan.blogspot.com - Politik gagasan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh terkait dengan
gerakan perubahan-restorasi Indonesia yang terangkum dalam buku berjudul
"Indonesia di Jalan Restorasi" diluncurkan di Bandung, Kamis (17/10)
petang.
Peluncuran buku yang ditulis Ketua Umum
Liga Mahasiswa Partai NasDem Willy Aditya berlangsung di gedung
Indonesia Menggugat. Di gedung ini Bung Karno dalam sidang peradilan
pemerintah kolonial Belanda pada 18 Agustus 1930 menyampaikan pledoi
berjudul Indonesia Menggungat.
Pemilihan gedung bersejarah ini ada kaitannya dengan gagasan yang tertuang dalam buku setebal 185 halaman. Ada benang merah antara politik gagasan Surya Paloh dengan cita-cita besar yang dicetuskan Sang Proklamator bangsa Indonesia Bung Karno.
Surya Paloh memaknai restorasi sebagai
upaya mengembalikan kejayaan bangsa yang pernah ada atau menghadirkan
kembali nilai-nilai luhur untuk menandai identitas suatu bangsa.
Restrorasi memang bertolak dari kata restore, yang berarti mengembalikan. Namun, restorasi yang dicetuskan Surya Paloh tidak hanya bersandar pada unsur masa lalu. Sebaliknya gagasan ini juga terkoneksi dengan unsur masa depan, terkait dengan adaptasi perkembangan zaman dan cita-cita bangsa Indonesia.
Restrorasi memang bertolak dari kata restore, yang berarti mengembalikan. Namun, restorasi yang dicetuskan Surya Paloh tidak hanya bersandar pada unsur masa lalu. Sebaliknya gagasan ini juga terkoneksi dengan unsur masa depan, terkait dengan adaptasi perkembangan zaman dan cita-cita bangsa Indonesia.
Retorasi Indonesia berangkat dari kondisi
bangsa yang mengalami krisis identitas, krisis kepercayaan. krisis
ideologi, krisis semangat kebangsaan, krisis sistem politik, krisis
manajemen negara, krisis kedaulatan ekonomi, dan krisis lingkungan alam.
Yasraf Amir Piliang yang menulis kata
pengantar buku ini menilai politik gagasan Surya Paloh yang tertuang
dalam Indonesia di Jalan Restorasi menggambarkan panorama politik di
Indonesia yang telah kehilangan sifat moralias, kebajikan, kebangsaan,
karakter, perjuangan, dan kepemimpinan.
Masih menurut Yasraf Amir Piliang, melalui buku ini, Surya Paloh menawarkan jalan keluar dari “Demokrasi Negatif” melalui restorasi Indonesia. Restorasi di sini dilihat sebagai “Ideologi Tandingan” dari gagasan revolusi dan reformasi yang dianggap telah gagal menciptakan perubahan pada tingkat sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Masih menurut Yasraf Amir Piliang, melalui buku ini, Surya Paloh menawarkan jalan keluar dari “Demokrasi Negatif” melalui restorasi Indonesia. Restorasi di sini dilihat sebagai “Ideologi Tandingan” dari gagasan revolusi dan reformasi yang dianggap telah gagal menciptakan perubahan pada tingkat sosial, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
Dalam sambutannya, Surya Paloh mengajak
semua pihak mengenang kembali politik gagasan atau pemikiran besar para
pejuang kemerdekaan, sebut misalnya Tan Malaka dengan pemikiran negara
republik, Mohammad Yamin dengan gagasan negara dengan sistem
pemerintahan yang integalistik, Bung Hatta dengan pemikiran demokrasi
ekonomi dengan nama koperasi, dan Bung Karno melahirkan Pancasila yang
sampai sekarang menjadi ideologi bangsa, sekaligus “Way Of Life dan Way
of Thinking” bangsa Indonesia.
Menurut Surya Paloh, salah Satu penyimpangan ideologi kebangsaan yang paling sering terjadi adalah terkait dengan salah satu prinsip Pancasila yang mengedepankan musyawarah mufakat dalam proses pengeambilan kebijakan dan keputusan.
Surya Paloh mengatakan, asas Ini tidak
lagi menjadi acuan utama. Sebaliknya bangsa Indonesia lebih
mengedepankan ideologi liberal yang ditandai dengan “free fight” atau
“free competition”. Sikap Ini melahirkan prinsip, siapa yang kuat berhak
mengalahkan yang lemah.(Agd)
Sumber: partainasdemo250
Tidak ada komentar:
Posting Komentar