nasdemnunukan.blogspot.com Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh
berpendapat pendidikan politik melalui keteladanan mampu melunturkan
skeptisme masyarakat terhadap partai politik belakangan ini.
"Keteladanan memberikan satu peran tersendiri dari yang seharusnya dijalankan oleh siapa pun dalam posisi pemuka masyarakat. Terdapat dua approaching pendidikan kita, yakni pendidikan formal di sekolah dan pendidikan nonformal di masyarakat," kata Surya di sela-sela pergelaran wayang kulit yang diadakan DPW Partai NasDem DKI Jakarta dalam rangka HUT Kemerdekaan RI dan silaturahim dengan warga Rawabuaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (7/9) malam.
Menurut dia, dari keduanya itu harus ada yang hadir di depan memberikan keteladanan. Sebab, lanjut Surya, ketika keteladanan ini tidak diperankan, pendidikan politik tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Semua permasalahan di Indonesia, tambah Surya, tak bisa serta merta diselesaikan hanya dengan membuat satu peraturan ataupun undang-undang baru ke undang-undang berikutnya, tetapi diperlukan keteladanan. "Semakin banyak undang-undang tapi lebih banyak lagi pelanggaran. Kan untuk apa? Keteladanan yang kita butuhkan," ujarnya.
Surya Paloh mengatakan Partai NasDem menyadari adanya kekecewaan dan amarah masyarakat karena sebagian besar amanah yang dititipkan ke partai politik dan wakil rakyatnya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun kemarahan ini, lanjutnya, seharusnya tak disikapi dengan sikap apatis dan memilih Golput.
Partai NasDem pun ingin menyadarkan masyarakat untuk tak menyia-nyiakan aspirasi pilihan mereka. "Di tengah-tengah skeptisme terhadap partai politik, NasDem ingin menawarkan lebih bagus masyarakat tetap memilih daripada membuang suaranya percuma, berada pada posisi apatisme sebagai golput. Kalau tak suka pada partai lama, kan ada partai baru," kata Surya.
Seorang pemimpin dalam membangun bangsa, kata dia, harus bisa bersikap terus terang tanpa kepura-puraan. Pemimpin harus mengakui kekurangannya, siap memberikan pelayanan, pengorbanan waktu dan lainnya. Kalau belum bisa melakukan itu berarti salah tempat. "Ini yang kita bilang sudah cukup jadi pemimpin," tuturnya.
Surya pun berharap siapa pun calon legislatif atau calon presiden diusung, masyarakat tidak atau jagan sampai terpecah belah. "Mau jadi presiden, caleg, yang penting warga kompak. Perbedaan pandangan, pilihan, tidak boleh merusak persaudaraan satu sama lain," kata Surya.
Di tempat yang sama, Wakil Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai NasDem Enggartiasto Lukita menambahkan, pendidikan politik tak harus dilakukan layaknya pendidikan formal seperti di sekolah maupun lembaga kursus. Melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga, partai politik bisa memberikan bagian dari pendidikan politik. Engartiasto berpendapat, keteladanan sosok pemimpin memiliki peran penting dalam pendidikan politik bagi masyarakat (metrotvnews.com 08092013)
"Keteladanan memberikan satu peran tersendiri dari yang seharusnya dijalankan oleh siapa pun dalam posisi pemuka masyarakat. Terdapat dua approaching pendidikan kita, yakni pendidikan formal di sekolah dan pendidikan nonformal di masyarakat," kata Surya di sela-sela pergelaran wayang kulit yang diadakan DPW Partai NasDem DKI Jakarta dalam rangka HUT Kemerdekaan RI dan silaturahim dengan warga Rawabuaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (7/9) malam.
Menurut dia, dari keduanya itu harus ada yang hadir di depan memberikan keteladanan. Sebab, lanjut Surya, ketika keteladanan ini tidak diperankan, pendidikan politik tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Semua permasalahan di Indonesia, tambah Surya, tak bisa serta merta diselesaikan hanya dengan membuat satu peraturan ataupun undang-undang baru ke undang-undang berikutnya, tetapi diperlukan keteladanan. "Semakin banyak undang-undang tapi lebih banyak lagi pelanggaran. Kan untuk apa? Keteladanan yang kita butuhkan," ujarnya.
Surya Paloh mengatakan Partai NasDem menyadari adanya kekecewaan dan amarah masyarakat karena sebagian besar amanah yang dititipkan ke partai politik dan wakil rakyatnya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Namun kemarahan ini, lanjutnya, seharusnya tak disikapi dengan sikap apatis dan memilih Golput.
Partai NasDem pun ingin menyadarkan masyarakat untuk tak menyia-nyiakan aspirasi pilihan mereka. "Di tengah-tengah skeptisme terhadap partai politik, NasDem ingin menawarkan lebih bagus masyarakat tetap memilih daripada membuang suaranya percuma, berada pada posisi apatisme sebagai golput. Kalau tak suka pada partai lama, kan ada partai baru," kata Surya.
Seorang pemimpin dalam membangun bangsa, kata dia, harus bisa bersikap terus terang tanpa kepura-puraan. Pemimpin harus mengakui kekurangannya, siap memberikan pelayanan, pengorbanan waktu dan lainnya. Kalau belum bisa melakukan itu berarti salah tempat. "Ini yang kita bilang sudah cukup jadi pemimpin," tuturnya.
Surya pun berharap siapa pun calon legislatif atau calon presiden diusung, masyarakat tidak atau jagan sampai terpecah belah. "Mau jadi presiden, caleg, yang penting warga kompak. Perbedaan pandangan, pilihan, tidak boleh merusak persaudaraan satu sama lain," kata Surya.
Di tempat yang sama, Wakil Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai NasDem Enggartiasto Lukita menambahkan, pendidikan politik tak harus dilakukan layaknya pendidikan formal seperti di sekolah maupun lembaga kursus. Melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga, partai politik bisa memberikan bagian dari pendidikan politik. Engartiasto berpendapat, keteladanan sosok pemimpin memiliki peran penting dalam pendidikan politik bagi masyarakat (metrotvnews.com 08092013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar