nasdemnunukan.blogspot.com - KERUSAKAN dan ke busukan politik di
Republik ini mem buat generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
terlalu banyak yang tidak mau berpolitik, apalagi masuk partai politik.
Padahal, kelompok usia muda mewarisi cita-cita Republik.
Generasi muda yang hidup dalam nuansa
dan suasana politik yang kacau-balau semestinya memiliki kreativitas
tinggi dan keunggulan untuk melakukan perubahan atas berbagai kerumitan
dan masalah politik. Ketidakpedulian generasi saat ini kepada politik
juga berarti ketidakpedulian terhadap kemajuan Republik.
Benjamine Fine dalam bukunya 1.000.000
Delinquents (1957) mengatakan, “A generation who will one day become our
national leader.“ Generasi muda kelak akan menjadi ahli waris dan
pemimpin bangsa dan negara. Pertanyaannya, bagaimana bisa gene rasi muda
menjadi pemimpin Republik kalau takut atau tak mau berpolitik?
Bagaimana melakukan perubahan terhadap kerusakan dan kebusukan partai
politik kalau kecut masuk partai politik?
Demokrasi yang terbelah Kerusakan
politik dan instrumennya akan berakibat mandeknya perjalanan demokrasi
dalam Republik. Di alam demokrasi, kenyataannya masyarakat kelas bawah
sengsara dan penganggur bertambah, tapi kelompok elite politik dan
penguasa justru bergelimang harta.
Politik memang berselingkuh dengan
ekonomi. Namun apabila kebijakan ekonomi mengisap rakyat dan
menghasilkan kebijakan-kebijakan opresif dan diskriminatif, pelayanan
sosial, kesehatan, pendidikan, dan ketersediaan lapangan kerja–semua
sarana yang mestinya dinikmati secara bebas dan menjadi indikator
penting dari sebuah negara demokrasi–tertawan oleh kepentingan elite
politik.
Selain itu, masalah demokrasi menjadi
penyebab utama kejatuhan rezim. Bila melihat gejolak politik di Timur
Tengah belum lama ini, krisis ekonomi d dan demokrasi itulah yang m
mendorong generasi muda di Timur Tengah melancarkan demonstrasi. Mereka
berjuang menumbangkan rezim otoriter demi demokrasi dan pengembangan
ekonomi ke arah lebih baik. Dengan menggunakan jaringan teknologi
komunikasi mutakhir seperti Facebook dan Twitter, kaum muda yang
tertekan bergerak untuk perubahan. Merekalah generasi muda yang menari
tari gelombang perubahan di Timur Tengah.
Hampir semua tuntutan rakyat di beberapa
negara Timur Tengah membuka keran demokrasi di negara masingmasing.
Penolakan terhadap demokrasi merupakan langkah yang mati. Rakyat
diperintah rezim-rezim paling buruk yang memaksakan apa yang mereka
takuti dari demokrasi.
Jadi, tak usah takut dengan demokrasi.
Artinya, kebajikan demokrasi itu terletak di mana saja, termasuk di
Timur Tengah. Begitu pula nyala sumbu api demokrasi, bisa menyala di
negara mana saja. Si penyala api demokrasi itu bisa siapa saja:
mahasiswa, politikus, bahkan pedagang asongan.
Generasi politik Di Republik ini, tampak
pening katan generasi muda yang ogah berpolitik, konsumtif,
individualistis, dan tak bergairah untuk terlibat dalam
organisasi-organisasi kepemudaan dan organisasi politik. Ke cenderungan
generasi muda yang seperti itu berarti mereka semakin apolitis.
Dunia politik memang gemar memolitisasi
ideologi dan menjadikannya slogan kosong belaka. Jika generasi yang ogah
berpolitik memilih diam, barangkali bukan karena mereka tak peduli.
Mungkin saja mereka takut tercemar oleh kebusukan politik dan rezim
korup yang enggan dan takut dengan gerakan perubahan.
Dalam konteks itu, perlu memahami
mengapa me reka menjadi apolitis. Di beberapa ne gara Timur Te n g a h ,
g e nerasi apolitis menjelma menjadi kekua tan baru y a n g ditakuti
rezim otoriter.
Rezim otoriter sering salah tingkah
dengan berupaya membatasi dan memblokir komunikasi dunia maya; dunia
yang paling di g a n drungi gene r a s i apoli tis. Na mun di balik
tampilan lahiriah yang apolit i s , s e b e n a r ny a t e r d a p a t
sebuah kebenaran paradoksal dalam diri mereka.
Semakin giat sebuah rezim membentuk
generasi apolitis, semakin kuat pula kemungkinan ia akan diturunkan
generasi yang sama. Rezim yang berikhtiar melanggengkan kekuasaan
melalui politik yang melahirkan generasi apolitis suatu saat kelak akan
bertemu dengan karmanya.
Negara Tunisia yang kini telah beralih
ke pemerintahan baru sebelumnya diperintah rezim diktator dan koruptif
Ben Ali. Partai An-Nahda di Tunisia menang dalam pemilu 23 Oktober 2011
dengan 41,47% suara. Partai An-Nahda dan anggota koalisi berkuasa dalam
Majelis Konstituante Tunisia mengumumkan pembentukan gerakan mahasiswa
bernama Ennahda’s Youth at University (EYU).
Menurut Abdelkarim Harouni, anggota
Majelis Konstituante yang mewakili Distrik Tunisa 1 dan juga presiden
sayap pemuda An-Nahda, mereka menghendaki adanya ruang kebebasan dan
konsensus di universitas-universitas di Tunisia. Tujuan aktivitas EYU
ialah restorasi lingkungan politik yang moderat di dalam universitas.
Yakni, membantu penyolidan tujuan-tujuan revolusi, menguatkan kembali
identitas Arab-Tunisia, dan membela hak para mahasiswa untuk bersatu dan
berorganisasi politik.
Dalam gerakan partai politik di
Indonesia saat ini, hadirnya Liga Mahasiswa NasDem, yang merupakan sayap
Partai NasDem, memainkan peran penting dalam mengonsolidasi berbagai
gerakan mahasiswa untuk peduli terhadap politik dan partai politik.
Dengan moto belajar, berpartai, dan berbakti, Liga Mahasiswa NasDem
berupaya membangun iklim dialog yang sehat di antara berbagai kelompok
mahasiswa yang memiliki ideologi dan kepentingan yang berbeda-beda.
Tentu sayap Partai NasDem ini perlu membuktikan kinerja mereka kepada
kaum muda dan rakyat Indonesia dengan konsep politik yang implementatif
dan substantif.
Dalam lingkungan politik demokratis,
generasi apolitis maupun generasi politik menjadi backbone (tulang
punggung) dari gerakan demokrasi. Namun, perlu dibuka cara-cara baru
yang membuat generasi penerus Republik ini untuk mulai melihat bahwa
lingkungan politik tak selamanya penuh dengan kotoran dan kebusukan.
Oleh karena itu, diperlukan generasi
politik sebagai tenaga ampuh yang dapat melakukan perubahan terhadap
kerusakan partai politik di Republik ini. Generasi politik yang memiliki
kemerdekaan hati nurani didorong rasa kemanusiaan, kebenaran, dan
keadilan.
Sumber: pranandapaloh.com (02012013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar